Jakarta, Harianpos – Bupati Parigi Moutong, H. Erwin Burase, melaksanakan audiensi dengan Badan Pangan Nasional yang diterima langsung oleh Direktur Ketersediaan Pangan, Indra Wijayanto, di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Badan Pangan Nasional, Senin (22/9/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Bupati didampingi Kepala Bappelitbangda Irwan, Plt. Kadis Ketahanan Pangan Sofiana, Kabid Ketersediaan Pangan Siti Rahmatia, serta Kabid IKP Diskominfo Garmawan.
Pada kesempatan itu, Bupati Erwin Burase memaparkan sejumlah poin penting terkait dampak bencana banjir yang melanda wilayah Parigi Moutong pada 2025, di antaranya:
- Kerusakan parah pada permukiman warga, lahan pertanian, fasilitas umum, dan infrastruktur dasar. Dampak yang paling dirasakan masyarakat adalah terganggunya akses kebutuhan pokok, terutama ketersediaan pangan.
- Kerusakan infrastruktur seperti rumah warga, jalan desa, jembatan, dan fasilitas umum lainnya, dengan kondisi ringan hingga berat.
- Kerugian ekonomi, di mana banyak warga kehilangan mata pencaharian, khususnya petani dan pedagang kecil.
- Dampak sosial, berupa gangguan aktivitas pendidikan, keagamaan, dan kehidupan bermasyarakat.
- Masalah kesehatan masyarakat, termasuk munculnya penyakit akibat air kotor seperti diare, gatal-gatal, dan ISPA.
- Dampak psikologis, terutama trauma pada anak-anak dan orang dewasa akibat kehilangan rumah maupun harta benda.
Bupati menambahkan, sasaran utama bantuan adalah warga terdampak banjir yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian, fasilitas umum yang rusak seperti sekolah, masjid, serta jalan desa, juga kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil. Ia turut memaparkan rencana kegiatan serta bantuan yang dibutuhkan untuk pemulihan pascabencana.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Ketersediaan Pangan, Indra Wijayanto, yang didampingi Staf Ahli Ketersediaan Pangan, Rina, menjelaskan bahwa mekanisme penggunaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) telah diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 125. Menurutnya, cadangan pangan hanya dapat digunakan untuk empat tujuan strategis, yaitu:
- Bantuan pangan kepada masyarakat kategori desil 1–4, sebagaimana telah dilaksanakan di Parigi Moutong.
- Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), antara lain melalui operasi pasar atau Gerakan Pangan Murah.
- Bantuan pangan khusus, termasuk program penanganan darurat di dalam negeri.
- Bantuan internasional, seperti yang pernah dilakukan Indonesia saat mengirimkan beras ke Palestina.
Indra menegaskan, data penerima bantuan akan selalu diperbarui sebelum penyaluran dilakukan agar tepat sasaran sesuai kondisi terkini masyarakat di lapangan.
“Apabila seluruh persyaratan administrasi dan teknis terpenuhi, maka bantuan pangan untuk Kabupaten Parigi Moutong, insya Allah, dapat segera direalisasikan. Selain menjadi jaring pengaman sosial, program ini juga berfungsi sebagai stimulus ekonomi masyarakat pascabencana,” jelasnya. *
Sumber: Diskominfo Parimo