Parimo, Harianpos – Unjuk rasa yang digelar ratusan warga dengan tuntutan menolak IUP PT. Trio Kencana berakhir ricuh.
Bentrok antara Polisi dan pengunjuk rasa ini terjadi setelah aparat Kepolisian melakukan pembubaran demonstrasi yang berlangsung dengan melakukan memblokade jalan trans sulawesi yang merupakan akses utama lintas Provinsi.
Saat bentrok terjadi, terdapat satu orang bernama Aldi pemuda ada desa Tada meregang nyawa akibat terluka tembak.
Menanggapi hal ini, Habib Sadig meminta agar kasus tersebut diusut tuntas sampai pihak Kepolisian bisa menangkap dan mengadili siapa pelaku penembakan. Penanganan kasus tersebut, kata dia, harus dilakukan secara profesional dan transparan sesuai janji Kapolda agar publik pun bisa terus mengawal.
“Pemerintah, baik kepolisian maupun pihak Pemda Sulteng yang terkait, harus mengusut dan mengungkap persoalan tambang tersebut. Kapolda sudah menyatakan akan menegakkan hukum kepada anggotanya bila terbukti terlibat dalam kematian Erfaldi. Kita apresiasi niat tersebut. Tetapi, jangan lupa, kepolisian perlu bersikap terbuka dan masyarakat harus mengawal penegakan keadilan bagi almarhum,” tegasnya.
Ia sangat menyayangkan penindakan terhadap massa aksi yang berujung hilangnya nyawa salah satu pendemo saat unjuk rasa tolak tambang emas ditiga wilayah di Parimo ini.
Padahal, menurutnya, demo bagian dari fungsi kontrol masyarakat sebagai suatu negara menganut sistem demokrasi, dengan tetap harus menjalani koridor peraturan perundang-undangan berlaku.
“Dalam iklim demokrasi, demonstrasi penting sebagai mekanisme kontrol kepada pemerintah. Tetapi ini tidak bisa dilakukan seenaknya. Ada aturan. Ada UU dan Peraturan Kapolri yang mengatur aksi masa. Contohnya, tidak boleh menggangu ketertiban umum dan ada waktu berdemonstrasi,” ungkap cicit pendiri dalM rilisnya yang diterima redaksi, Senin (14/02/2022).
Selain kasus penembakan, tokoh muda Alkhairaat ini juga menyorot terkait motif dibalik demonstrasi yang telah dilakukan beberapa kali ini.
Sebagai mantan aktifis yang di pusat dan daerah, Habib Sadig mempertanyakan agenda aksi pada Sabtu (12/02/2022) itu. Apalagi unjuk rasa dengan tuntutan yang sama tolak IUP PT Trio Kencana ini sebelumnya telah berlangsung beberapa kali dengan menghadirkan ratusan peserta demonstran.
“Soal demonstrasi begini,saya bukan hanya demonya di Sulteng. Saya khatam urusan demo begini. Jadi kalau ada demonstrasi sampai dini hari, menutup akses jalan antara provinsi, bahkan menyebabkan korban jiwa, saya patut bertanya, apa agenda sebenarnya di balik demo itu dan siapa perdananya?,” ujar Habib.
Oleh sebab itu, Habib Sadig juga meminta aparat dan pemerintah untuk menelusuri agenda di balik demonstrasi serta mengungkap otak di balik demo yang menyebabkan kematian warga.
“Kematian adalah takdir. Tetapi kita boleh merekonstruksi penyebabnya untuk belajar. Bila demo pada hari Sabtu yang lalu dilaksanakan sesuai aturan, tidak ada korban jiwa. Karenanya, saya mengharapkan Polri tidak berhenti pada kasus penembakan tetapi juga mengungkap pihak-pihak yang berkepentingan di balik kerusuhan aksi masa terkait tambang emas di Parigi Moutong,” tegasnya.
Habib Sadig pun turut menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban yang gugur di medan juang saat demonstrasi tolak tambang emas.