Membangun dari Desa: Pemda Parigi Moutong Luncurkan Program Unggulan

Parigi, Harianpos – Dua bulan memimpin Kabupaten Parigi Moutong, Bupati dan wakil bupati Parigi Moutong terus membumikan visi “Membangun dari Desa” melalui sinergi kegiatan sosial keagamaan dan implementasi program strategis daerah.

Hal ini tampak dalam kegiatan Pengajian Akbar dan Santunan Anak Yatim Piatu yang digelar di Desa Kotaraya, Kecamatan Mepanga, pada Minggu (20/7/2025), sebagai ruang refleksi spiritual sekaligus konsolidasi pembangunan.

Bacaan Lainnya

Wakil Bupati Parigi Moutong, Abdul Sahid, S.Pd, yang hadir mewakili Pemerintah Daerah, didampingi oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Samsyu Nadjamudin; Asisten III Bidang Administrasi Umum, Yusnaeni; Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Sofiana; serta Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Eny Susilowati. Hadir pula Anggota DPRD Kabupaten Parigi Moutong; Camat Mepanga, Rusmin Suseno beserta jajaran; unsur Forkopimcam; Pemerintah Desa; tokoh lintas agama; serta masyarakat Kecamatan Mepanga yang memenuhi lokasi kegiatan dengan semangat kebersamaan.

“Kegiatan ini bukan hanya tentang pengajian dan santunan, tetapi juga mencerminkan ruh kebersamaan kita sebagai daerah yang religius dan peduli. Momentum ini memperkuat fondasi sosial dan spiritual kita dalam membangun Parigi Moutong ke depan,” ujar Wabup Sahid.

Dalam sambutannya, Wabup juga menjelaskan bahwa pekan lalu Pemda telah meluncurkan salah satu program unggulan 100 Hari Kerja di bidang kesehatan di Puskesmas Ampibabo.

Program ini berfokus pada pelayanan jemput bola, seperti kunjungan medis ke rumah warga, pemeriksaan gratis berbasis desa, penguatan layanan gizi balita, dan penyediaan ambulans desa siaga sebagai bentuk pendekatan langsung kepada masyarakat.

“Kami ingin layanan kesehatan hadir langsung di depan pintu warga. Tidak boleh ada yang tertinggal karena alasan jarak atau keterbatasan biaya,” tegasnya.

Di bidang pendidikan, Wabup juga mengumumkan bahwa Pemda akan segera meluncurkan Program Seragam Gratis bagi siswa SD dan SMP di 23 kecamatan yang akan didistribusikan secara bertahap melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Program ini bertujuan meringankan beban ekonomi keluarga serta menumbuhkan kepercayaan diri siswa sejak dini.

Dalam sesi silaturahmi, masyarakat Desa Kotaraya juga menyampaikan aspirasi mengenai pentingnya pembangunan jalan penghubung antar desa, yang sangat dibutuhkan untuk akses ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati menyatakan akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Bupati dan mendorong dukungan dari DPRD Kabupaten untuk mengawal proses perencanaan dan penganggaran.

“Kami mendengar dan mencatat semua keluhan masyarakat. Kami akan tindaklanjuti secara bertahap melalui perencanaan yang matang dan penyusunan anggaran yang akuntabel. Namun, saya mengajak kita semua untuk bersabar dan memahami bahwa setiap program pembangunan memiliki tahapan dan skala prioritas,” ujarnya bijak.

“Yang penting, suara masyarakat tidak akan kami abaikan. Pemerintah hadir bukan hanya di saat seremonial, tetapi juga dalam menjawab kebutuhan konkret warga,” tegasnya lagi.

Lebih lanjut, Wabup juga mengingatkan seluruh jajaran pemerintah kecamatan dan desa agar meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan semangat kolaboratif, berorientasi hasil nyata, serta menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan sebagai cermin birokrasi yang melayani rakyat.

“Pelayanan publik itu ibadah. Mari kita layani masyarakat dengan ketulusan, karena dari desa lah fondasi kemajuan daerah ini dibangun,” pesan Wabup Sahid.

Menutup kegiatan, Wabup menekankan pentingnya pengelolaan dana santunan secara transparan dan amanah, agar benar-benar memberi manfaat jangka panjang dan keberkahan bagi para penerima.

“Anak-anak yatim adalah amanah kita bersama. Mari jaga kepercayaan masyarakat dan jadikan ini ladang amal yang terus mengalir,” pungkasnya.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa antara doa, gotong royong, dan kebijakan publik harus berjalan beriringan dalam membangun Parigi Moutong yang sehat, cerdas, religius, dan berdaya dimulai dari desa.*

Sumber: Prokopim Setda Parigi Moutong

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *