Kontingen Sulteng Boyong Tujuh Penghargaan Pesparani Nasional – Sulteng Raya

Harianpos.com,- Kontingen Sulawesi Tengah berhasil membawa pulang tujuh penghargaan pada ajang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik ke-3 tingkat Nasional dilaksanakan di kawasan wisata Ancol Jakarta pada 28 – 31 Oktober 2023.  

Meski bukan juara umum, namun Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, Ulyas Taha, berharap, tahun mendatang dapat meraih lebih banyak penghargaan, hingga menjadi juara.

Menurutnya, Pesparani bukan sekedar lomba, namun menjadi sarana dalam pembinaan iman.

“Semoga Iman umat dapat bertumbuh melalui Pesparani ini,” ujarnya.

 Senada hal itu, Pembimas Katolik Kemenag Sulteng, Matius, mengatakan, Kontingen Sulteng mengikuti delapan jenis lomba dari tiga belas lomba dilaksanakan panitia. Ada peningkatan dari tahun sebelumnya, usai pulang dari Jakarta mendampingi kontingen.

“Pesparani diikuti kontingen dari 38 provinsi terdiri dari peserta lomba, dirigen, pelatih, organis, dan ofisial.  Maksimal kontingen berjumlah 250 orang. Tahun ini kontingen Sulteng berjumlah 120 orang, ini juga bertambah sesuai lomba yang diikuti,” ungkapnya.  

Tujuh penghargaan diraih Kontingen Sulteng, yakni Penghargaan medali Gold pada ajang lomba Paduan Suara Dewasa Campuran, dan Bertutur Kitab Suci. Sedangkan untuk medali Silver diraih pada lomba Paduan Suara Orang Muda Katolik, Pemazmur Anak, Pemazmur Orang Muda Katolik, Pemazmur Remaja, dan Pemazmur Dewasa.

“Atas dukungan seluruh pihak, terutama Bapak Kakanwil yang telah mendukung Kontingen Sulteng sehingga dapat meraih penghargaan, sekalipun belum meraih juara utama. Kami berupaya agar pada kesempatan mendatang Sulteng dapat mengikuti seluruh jenis lomba. Direncanakan pada tahun mendatang akan dilakukan seleksi tingkat provinsi bagi para kontingen, sebelum menuju tingkat nasional,” kata Matius.

Sebagai informasi tambahan, Pesparani merupakan aktivitas seni budaya masyarakat Katolik dalam bentuk pagelaran, lomba musik liturgi dan nyanyian. Pesparani digelar dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan masyarakat Katolik terhadap ibadah/liturgi gerejani. *

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.