Cegah Politik Identitas di Pemilu 2024, KPU Sulteng Lakukan Sosialisasi

Palu, Harianpos– Dalam rangka mewujudkan pemilu yang bermartabat dan berkualitas, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar sosialisasi bahaya politik identitas, Rabu (07/12/2022). di Sriti Convention Hall, Kota Palu.

Komisioner KPU RI Mochammad Afifuddin

Bacaan Lainnya

dalam pemaparannya mengatakan, bahwa penggunaan politik identitas dalam pemilu memiliki potensi untuk memecah belah masyarakat. 

Selain itu Kata Afif mengapa Politik Identitas marak pada Pemilu, yakni isu Politik identitas dianggap sebagai pilihan strategi yang efektif untuk menggiring opini Publik untuk meraih suara. 

“Peran Industri buzzer mengkapitalisasi isu politik identitas, minimnya kampanye yang berorientasi pada program peserta Pemilu, Penggiringan Opini pada Media sosial, kurangnya pendidikan Politik bagi masyarakat,” jelasnya. 

Dirinya menekankan, pemilu ini yang harus dijadikan sarana pemersatu bangsa, jangan sampai pemilu ini menjadi saran pemilu pemecah belah bangsa.

“Yang akan berbahaya kalau yang dikembangkan adalah isu sensitif yang menjadi pemicu membakar emosi massa misalnya agama, suku, yang di kompor di media sosial menjadi isu di dalam pemilu,” kata Afif. 

Menurutnya Dengan situasi yang kekinian saat ini media sosial tidak dapat terhindarkan, tetapi ia menyarankan tetap berpedoman pada keyakinan agama. 

“Di dalam bahasa agama sejatinya setiap kita mendapatkan informasi maka tugas kita sejatinya melakukan klarifikasi jangan langsung mengembangkan berita-berita yang belum jelas,” pesannya. 

Sementara anggota KPU Sulteng Bidang Sosialisasi Partisipasi Masyarakat dan SDM, Sahran Raden dalam pemaparannya mengatakan, kita lihat bahwa politik identitas ini tidak hanya sekedar kata tetapi politik identitas ini menjelma menjadi momok yang menakutkan bagi bangsa kita bagi terutama daerah kita.

“Di pemilu 2019 sampai pada saat ini itu belum selesai, begitu juga pilkada 2020 juga belum selesai, pemulihan masyarakat untuk kembali kepada awal itu sangat terasa sekali,” kata Sahran

“Di Indonesia pola politik identitas ini memainkan perannya  pada isu-isu wilayah agama yang menjadi sangat dominan menjadi lahan provokasinya. Bahkan politik identitas ini didasarkan pada komunitas sosial,” tambahnya

Menurutnya, Tokoh Agama lah yang memiliki peran penting dalam membangun edukasi politik yang lebih sejuk. 

“Maka kami KPU provinsi sulawesi tengah ini mendesain bekerja sama dengan tokoh-tokoh agama agar bisa membangun kedamaian di dalam pemilu ini” Kata Sahran. ***

Pos terkait