Lahan Makin Rusak, Tambang Emas Ilegal di Kayuboko Tak Terkendali

Parigi, HarianposAktivitas pertambangan emas secara ilegal di Desa Kayuboko, Kecamatan Parigi Barat, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng) terus berlangsung meski wilayah tersebut telah ditetapkan sebagai blok Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).

Berdasarkan informasi dihimpun media ini, puluhan alat berat jenis excavator masih beroperasi di kawasan itu. Aktivitas eksploitasi yang dilakukan secara liar dan serampangan ini diduga kuat disokong oleh para cukong, baik dari kalangan lokal maupun warga negara asing (WNA).

Situasi tersebut memicu keresahan masyarakat sekitar, sebab semakin memperparah kerusakan lahan diareal PETI itu. Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa praktik PETI di Kayuboko kini semakin terbuka dan tak terkendali.

“Sangat meresahkan pertambangan ilegal di Kayuboko dan semakin terbuka. Yang jadi cukong pun datang dari luar daerah sampai WNA,” ungkapnya kepada media ini di Parigi, Senin (23/6).

Ia juga mempertanyakan komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong yang sebelumnya berjanji akan menghentikan aktivitas tambang ilegal sembari menunggu proses legalisasi melalui izin pertambangan rakyat (IPR). Namun kenyataan di lapangan justru berbanding terbalik.

“Kami bingung katanya pertambangan emas ilegal di desa kami ini (Kayuboko) akan ditutup sampai ada izin. Tapi, yang terjadi saat ini justru semakin parah,” ucapnya.


Ia menyarankan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah agar segera menerbitkan IPR demi menertibkan aktivitas pertambangan berlangsung secara ilegal. Hal ini juga dapat memberikan kepastian hukum kepada warga yang menggantungkan hidup dari sektor tersebut.

“Kan kalau tambang ilegal caranya sudah teratur. Kalau terjadi bencana mereka bertanggung jawab. Kalau ilegal siapa yang kami mau tuntut jika terjadi bencana ? tidak mungkin kepala desa,” tegas dia.

Tak hanya itu, warga juga menyoroti dugaan keterlibatan sejumlah oknum aparat di lokasi pertambangan ilegal. Bahkan disebut-sebut ikut mengatur distribusi bahan bakar jenis solar di lokasi tambang.

“Ini juga pak kenapa ada aparat yang berani terlibat di atas (lokasi tambang) sampai urus solar. Warga di sini semua tahu dan jadi rahasia umum,” tutupnya.**



Pos terkait