Parigi, Harianpos – Angka stunting di Kabupaten Parigi Moutong menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting pada anak balita di daerah tersebut berhasil ditekan menjadi 22,3 persen pada tahun 2024, turun dari 28,5 persen pada tahun sebelumnya.
Penurunan ini merupakan hasil kerja keras Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong melalui berbagai program strategis dan kolaborasi lintas sektor, mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa.
“Alhamdulillah, pada tahun 2024 angka stunting di Kabupaten Parigi Moutong menurun sebanyak 6,2 persen,” ungkap Ince Pina, Kepala Bidang Sosial Budaya Bapelitbangda Parigi Moutong, Kamis (12/6).
Menurutnya, stunting adalah masalah gizi kronis yang terjadi akibat kekurangan asupan gizi dalam jangka panjang, sehingga menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan anak. Anak-anak yang mengalami stunting umumnya memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari rata-rata anak seusianya.
Berdasarkan data resmi, angka stunting di Parigi Moutong sempat mengalami fluktuasi. Pada tahun 2021 tercatat 31,7 persen, kemudian menurun menjadi 27,4 persen di 2022. Namun, angka ini sedikit meningkat menjadi 28,5 persen di tahun 2023 sebelum akhirnya berhasil ditekan menjadi 22,3 persen di 2024.
Ince Pina menegaskan, keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan seluruh pihak, termasuk masyarakat. Ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam memerangi stunting.
“Stunting ini memang perlu perhatian juga dari masyarakat, bukan hanya pemerintah saja. Jika hanya dibebankan kepada pemerintah tanpa adanya kesadaran dari masyarakat, maka program ini akan sia-sia. Karena dampaknya sangat besar terhadap masa depan generasi kita,” tegasnya.
Pemda Parigi Moutong akan terus memperkuat sinergi antar sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting, agar target nasional dapat tercapai dan generasi masa depan Parigi Moutong tumbuh sehat dan optimal.