Parigi, Harianpos – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) melalui Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) percepatan penurunan stunting, bertempat di Aula Kantor Bapelitbangda Parimo.
Kegiatan ini mengusung tema “Penguatan Kelembagaan Capaian Target Stunting Tahun 2025.”
Rakor tersebut dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Bupati Parimo, Richard Arnaldo. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa stunting masih menjadi persoalan serius yang dihadapi hampir seluruh daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Parimo. Turut hadir, Kepala Bapelitbangda Parimo, Irwan, Ketua DPRD Parimo, Alfred Tonggiroh.
“Berdasarkan Global Nutrition Report 2018, sekitar 150,8 juta atau 22,2% balita di dunia mengalami stunting. Di Indonesia sendiri, berdasarkan Riskesdas 2018, angkanya mencapai 30,8%, menjadikan kita peringkat kelima tertinggi dunia,” ungkap Richard.
Ia menekankan bahwa percepatan penurunan stunting adalah momentum penting untuk membenahi layanan dasar, terutama yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
Menurutnya, permasalahan stunting mencerminkan kelemahan dalam manajemen layanan dasar, baik dari sisi skala, kualitas, maupun keterjangkauannya terhadap kelompok prioritas seperti ibu hamil dan anak usia di bawah dua tahun.
Richard juga menyoroti pentingnya integrasi antar sektor dalam upaya penurunan stunting, termasuk layanan konseling gizi, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan anak usia dini, hingga program perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran.
“Penanganan stunting membutuhkan kerja bersama, kolaborasi yang kuat, serta penguatan kelembagaan di semua tingkatan. Target kita 2025 bukan hanya angka, tapi perubahan nyata di masyarakat,” tegasnya.
Melalui Rakor ini, Pemkab Parimo berharap dapat memperkuat sinergi lintas sektor guna memastikan setiap intervensi penurunan stunting berjalan efektif, berkelanjutan, dan menyentuh kelompok sasaran secara langsung.