Ketua GMNI Luwuk Kecam Keras Sikap Represif Aparat Kepada Kader GMNI Sukabumi

Banggai, — Dalam sebuah pernyataan tegas, Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Luwuk Banggai mengekspresikan kekecewaan mendalam dan kecaman keras terhadap tindakan represif yang dialami salah satu kader DPC GMNI Sukabumi.

Insiden ini terjadi saat kader GMNI Sukabumi bersama mahasiswa lainnya menggelar aksi demonstrasi damai, menuntut perhatian terhadap isu penting: Kota Sukabumi yang dalam keadaan Darurat Korupsi.

Bacaan Lainnya

Demonstrasi yang diawali dengan semangat perjuangan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat ini tiba-tiba berubah menjadi kekerasan yang mengecewakan. Tindakan represif yang dilakukan tidak hanya mencederai hak kebebasan berpendapat, tetapi juga menunjukkan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip demokrasi yang seharusnya dijunjung tinggi. Beberapa kader mengalami perlakuan yang diduga keras, tak sejalan dengan nilai-nilai yang mendasari kebebasan berekspresi.

Ketua DPC GMNI Luwuk Banggai, Rifat Hakim, menegaskan bahwa tindakan represif ini merupakan pengingkaran terhadap hak asasi manusia.

“Kami mengecam keras segala bentuk kekerasan terhadap kader GMNI yang hanya ingin menyuarakan suara rakyat. Solidaritas kami tidak akan berhenti hingga keadilan bagi mereka yang mengalami tindak kekerasan ini tercapai,” tegas Rifat dengan semangat yang membara.

Pernyataan ini juga menjadi ajakan bagi seluruh mahasiswa di Indonesia serta organisasi lain, khususnya GMNI di berbagai daerah, untuk bersatu. “Kami butuh solidaritas dari berbagai pihak untuk mengingatkan bahwa hak untuk berpendapat adalah hak yang dijamin oleh undang-undang,” imbuhnya.

Sebagai langkah nyata, GMNI Luwuk Banggai berencana menggelar aksi solidaritas yang tidak hanya menjadi dukungan moral bagi kader yang menjadi korban, tetapi juga sebagai pesan kuat bahwa mahasiswa tidak akan tinggal diam terhadap segala bentuk penindasan.

Kami mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu, menjaga semangat demokrasi, dan memastikan bahwa kebebasan berpendapat tetap terjaga. Mari bersama-sama kita perjuangkan keadilan, karena suara mahasiswa adalah suara rakyat!

Pos terkait