Parigi, Harianpos – Pj Bupati Parigi Moutong (Parimo) menyebutkan bahwa program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) sangat membantu Pemerintah Daerah (Pemda) disektor pengembangan minat dan bakat anak didik lewat pendidikan seni dan budaya di sekolah.
Hal itu ia ungkapkan saat memberikan sambutan pada pembukaan pentas akhir GSMS diruang terbuka hijau (RTH) bertempat di kelurahan Masigi, Selasa (24/09/2024) malam.
“Terima kasih serta apresiasi yang setinggi-tingginya, kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parigi Moutong yang telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, sehingga kegiatan ini dapat terlaksana,” ujar Pj Bupati.
Olehnya kata Richard Arnaldo, melalui program GSMS ini, diharapkan budaya daerah dapat lebih dikenal dan berkembang, serta mengoptimalisasi karakter positif, keterampilan dan pembangunan potensi kemandirian pelajar.
“Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan pendidikan, serta dapat menjadi wadah untuk menjaring talenta berbakat siswa dan siswi dibidang seni,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parigi Moutong, Sunarti, dalam laporannya mengatakan, pentas akhir Program Pentas akhir GSMS ini dilaksanakan selama dua hari, 24-25 September 2024. Di malam pertama, sebanyak sembilan sekolah yang diberikan kesempatan untuk tampil.
Ia mengatakan, program GSMS ini dapat menanamkan kecintaan serta memberikan wawasan tentang seni, dan budaya untuk memperkuat karakter siswa.
Program GSMS tahun ini, menurutnya, diselenggarakan di 40 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan se-Indonesia.
“Di Sulawesi Tengah, untuk tahun ini hanya diberikan pada tiga kabupaten, yakni Banggai, Donggala dan Parigi Moutong,” ujarnya.
Kadis Sunarti menambahkan, penerima program GSMS di Parigi Moutong sebanyak 23 sekolah terdiri dari 15 jenjang SD dan delapan SMP, dibawah pelatihan 23 seniman dibantu 23 asisten seniman dan melibatkan 459 siswa dan siswi.
“Yang menariknya program GSMS 2024 ini dari tahun sebelumnya, tidak hanya menampilkan seni musik dan tari, tapi juga fotografi serta film,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Sulawesi Barat (Sulbar), Andi Syamsu Rijal mengatakan, keunikan suku-suku di Indonesia menjadi identitas bangsa. Sehingga, program ini bagian dari upaya untuk menjaga dan melestarikan.
“Program GSMS hadir menyentuh Sumber Daya Manusia (SDM), dan bergulir setiap tahun,” kata dia.
Namun, pemerintah pusat tidak selamanya menyediakan anggaran untuk program GSMS. Olehnya, Pemerintah Daerah (Pemda) diharapkan dapat menginisiasi kegiatan serupa.
Sehingga, dapat menjadi keunggalan pendidikan dan kebudayaan sebagai penguatan SDM, dengan mengusung kebanggan generasi muda untuk identitas bangsa.
“Terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemda Parigi Moutong, karena telah bersinergi dengan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek,” pungkasnya.
Pantauan media ini, sejak pukul 19.00, ratusan warga sudah memadati RTH Hasan Bahasyuan. Baik itu penampil dari tiap sekolah atau warga yang dating sekadar untuk menyaksikan seni musik tradisi, tarian, seni pertunjukan, pameran foto dan pemutaran film pendek.
Tampak hadir saat pembukaan GSMS, perwakilan Dinas Kebudayaan Provinsi Sulteng Azmi Anwar, Kepala Taman Budaya Rim, Kabid Kebudayaan Disdikbud Parigi Moutong Ninong Pandake, Moh.Taufan PIC GSMS Daerah.