34 Warga Parimo Terjangkit HIV/AIDS, Berikut Uraiannya !

Parigi, HarianposDinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) mencatat ada 34 orang yang positif mengidap penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) sepanjang tahun 2023.

Jumlah tersebut terdiri dari 22 orang HIV dan 12 orang AIDS. Penderita didominasi oleh laki-laki tersebar dibeberapa wilayah Kabupaten Parimo.

Lebih rinci, warga penderita HIV/AIDS tersebut masing-masing berasal dari kecamatan Ongka 1 orang AIDS, Mepanga 2 orang HIV, Ampibabo 1 orang HIV, 2 orang AIDS, Kasimbar 3 orang HIV, 1 orang AIDS, Moutong 1 orang HIV, dan Sumbersari 4 orang HIV.

Sementara untuk wilayah Pangi 1 orang HIV, 1 orang AIDS, Taopa 1 orang AIDS, Siniu 1 orang HIV, 1 orang AIDS, Sausu 2 orang HIV, Sienjo 1 orang AIDS, Parigi 1 orang HIV, 1 orang AIDS, ⁠Torue 1 orang HIV, 1 orang AIDS, Tomini 2 orang HIV, Lompentodea 1 orang HIV, Balinggi 1 orang HIV, 1 orang AIDS, Sigenti 1 orang HIV, 1 orang AIDS.

Dari jumlah terkena HIV/AIDS di Parimo ini ditemukan terdapat penderita yang merupakan kelompok lelaki seks lelaki (LSL) atau populer disebut homoseks yakni mencapai 6 kasus yang tersebar di wilayah Sumbersari, Siniu, Tomini, Torue, dan Sigenti.

Penderita HIV/AIDS tahun 2023 mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Bahkan, dalam data terbaru penderita HIV/AIDS rentang Januari hingga April 2024 ditemukan terdapat 5 kasus HIV dan 6 kasus AIDS.

Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) kabupaten Parigi Moutong, Yunita Tagunu menjelaskan, saat ini pihaknya tengah fokus melaksanakan program pengurangan resiko penularan kepada para wanita penjaja seks (WPS), lelaki suka lelaki (LSL), termasuk ke para Waria, pengguna narkoba suntik, ibu hamil, warga binaan pemasyarakatan (WBP) dan orang yang pasangannya terkena HIV/AIDS. Program tersebut sudah berjalan di 23 Puskesmas Parimo.

“Semua Puskesmas sudah melaksanakan screening, namun sejauh ini yang mudah untuk di screening yaitu Ibu Hamil, karena ibu hamil rutin datang setiap bulan untuk melakukan pemeriksaan. Jadi kami tidak susah untuk menjangkau mereka,” jelas Yunita.

“Jika ditemukan kasusnya, ada program pengobatan yang kami sediakan langsung dari Kementrian untuk mereka yang positif HIV/AIDS,” tambahnya.

Menurut Yunita, Dinkes telah bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan HIV/AIDS dalam upaya pencegahan dan pengendalian. Hal ini bertujuan agar pihaknya tidak kesulitan menemukan populasi penderita yang dinilai sulit dijangkau, diantaranya para waria.

“Kami sebagai penanggungjawab penyakit-penyakit yang ada di kabupaten Parimo tentu menjadi tantangan bagi kami untuk menjangkau mereka sebagai upaya untuk melakukan pencegahan dan pengendalian,” pungkasnya.

Hal sama diungkapkan Pengelola Program HIV/AIDS Dinkes Parimo, Megawati.
Menurut dia, dalam penanganan penderita penyakit menular tersebut di Parimo baru tersedia 2 tempat pemeriksaan karena sudah memiliki fasilitas lengkap yaitu Puskesmas Torue dan RSUD Anutaloko.

“Yang tersedia pemeriksaan lengkap atau disebut Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) baru ada dua tempat yaitu Puskesamas Torue dan RSUD Anutaloko yang menyediakan 3 Rapid 1-3. Diluar wilayah itu masih menggunakan Rapid 1,” kata Mega.

Ia menyebut sejumlah Puskesmas di kecamatan lainnya belum membuka pelayanan PDP disebabkan tak memenuhi kelengkapan fasilitas yang dipersyaratkan Kementerian Kesehatan.

“Memang untuk membuka layanan PDP ada persyaratan dan Kriteria. Kalau Puskesmasnya memenuhi kriteria untuk dibuka layanan PDP kami akan ajukan ke Kementrian,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.