Palu, Harianpos,- Sebanyak 23 kelompok mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2024 dinyatakan lolos dan mendapatkan pendanaan oleh Ditjen Diktiristek Kemendikbud.
17 kelompok diantaranya dari kategori PKM Riset Eksakta (PKM-RE) perwakilan jurusan Farmasi FMIPA UNTAD.
Untuk diketahui, PKM tersebut merupakan ajang kompetisi bergengsi yang diikuti oleh berbagai Universitas di Indonesia. Seluruh peserta yang mewakili kampusnya harus mampu menunjukan gagasannya yang berlandaskan ilmu pengetahuan kemudian dituangkan menjadi program yang digagas secara kreatif dan menarik.
PKM Untad sendiri diketuai oleh Nurul Izza Amalia dari program studi Farmasi dan didampingi Jamaluddin S. Farm., M.Si mengajukan PKM-RE berjudul “Potensi Tanaman Endemik Sulawesi Tengah Etlingera tjiasmantoi sebagai kandidat Obat Anti Tuberkulosis Baru : Studi in silico dan in vitro”
Nurul Izza menjelaskan pemilihan judul tersebut didorong oleh niat mereka untuk menurunkan angka tuberkulosis melalui alternatif pengobatan dari bahan alam.
“Kami mendengar bahwa ada salah-satu tanaman endemik Sulawesi Tengah yang ditemukan di daerah Poso tepatnya di Tentena, Sulawesi Tengah. Tanaman tersebut dari family zingiberaceae yang telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri, “ungkap dia.
Ia berharap adanya peningkatan kasus tuberkulosis tiap tahunnya juga resistensi terhadap penggunaan antibiotik yang ramai disoroti masyarakat, terkhusus resistensi antibiotik tuberkulosis yang menjadi salah-satu penyebab meningkatnya angka kasus TB di dunia.
Resistensi antibiotik tuberkulosis, kata Izza, merupakan fenomena dimana bakteri mycobacterium tuberkulosis telah mengembangkan kemampuan untuk bertahan terhadap efek obat anti tuberkulosis yang seharusnya mematikan mereka. Terkait adanya masalah tersebut kemudian kami angkat menjadi judul untuk riset dalam program kreativitas mahasiswa,”ucap Izza
Kelompok PKM-RE ini beranggotakan Zahwa azzahra dari prodi farmasi, Zhafira Tri Nursagita prodi statistika, Febriyadi prodi Teknik informatika, dan Shara Wardhani prodi farmasi.
“Kami telah mengumpulkan anggota tim untuk membahas langkah awal. Selanjutnya, kami akan berkomunikasi dengan Pak Jamaluddin S. Farm., M.Si selaku dosen pendamping agar proyek ini dapat segera dimulai, sehingga target awal kami untuk melakukan pengambilan sampel Etlingera Tjiasmantoi yang berlokasi di Tentena tersebut, serta memulai pembelian bahan-bahan dapat segera tercapai,” ujarnya
Dikesempatan yang sama, dosen pendamping PKM Jamaluddin S. Farm., M.Si, berharap mahasiswa yang lulus pendanaan dapat mengembangkan kemampuan inovasi, berpikir kreatif dan menjadikan PKM sebagai sebuah prestasi yang dihargai.
“Pada dasarnya, saat masih di tingkat S1, yang penting adalah bagaimana mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan akademis. PKM merupakan salah satu momen penting untuk membuktikan kualitas sebagai mahasiswa S1 dengan tujuan mengembangkan kemampuan berpikir, akademis, inovasi, dan kreativitas, serta menjadikannya sebagai ajang prestisius bagi rekan-rekan,” tutup Jamaluddin