Jakarta, harianpos.com– Badan Pangan Nasional atau Bapanas masih berupaya merealisasikan pembentukan data cadangan pangan pemerintah (CPP), meskipun fenomena El-Nino atau kekeringan ekstrim akan mencapai puncaknya pada periode Juli sampai September 2023.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, CPP ini akan terus disiapkan seiring dengan adanya permintaan khusus dari Presiden Joko Widodo supaya ketahanan stok pangan dijaga menjelang masuknya masa El-Nino di Indonesia.
“Kalau stok pangan, sekali lagi, cadangan pangan pemerintah yang harus kita siapkan, cadangan pangan pemerintah ini on going,” kata Arief di Istana Negara, dikutip dari CNBC Indonesia Senin (3/6/2023).
Dalam merealisasikan pendataan CPP ini, Arif mengaku juga sudah berkoordinasi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir supaya BUMN di sektor pangan turut menyiapkan stok cadangan pangan pemerintah.
“Saya sudah ngomong dengan Pak Erick, nanti BUMN itu punya stok pemerintah lah,” ucap Arief.
“Jadi bismillah, cadangan pangan akan dinaikkan,” tuturnya.
Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No 125/2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, terdapat 11 komoditas pangan strategis yang harus diamankan stok dan ketersediaannya sebagai CPP.
Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No 125/2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, terdapat 11 komoditas pangan strategis yang harus diamankan stok dan ketersediaannya sebagai CPP.
11 komoditas itu adalah beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan. Penetapan jumlahnya dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun.
Dari 11 komoditas itu, informasi terkait cadangannya baru dapat diperoleh khusus untuk beras. Per 9 Juni 2023, pemerintah memiliki stok cadangan beras 546 ribu ton dan beras komersial 55 ribu ton, sehingga total stok Perum Bulog adalah sekitar 601 ribu ton.