Palu, Harianpos.com– Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa se-Kota Palu kembali melakukan aksi unjuk rasa dan mempertanyakan sikap Anggota DPRD terkait kenaikan harga BBM.
Aksi ini merupakan aksi jilid 3 penolakan kenaikan BBM di depan Kantor DPRD Sulawesi Tengah. Selasa, (27/09/2022).
Menurut salah satu orator dengan naiknya harga BBM bersubsidi pemerintah justru lebih memperburuk keadaan sebab keputusan tersebut jelas menambah penderitaan masyarakat kelas bawah.
“Sehingga kedatangan kami kemari untuk menyampaikan aspirasi masyarakat penolakan terhadap kenaikan BBM,” katanya.
Lanjut, ia mengatakan anggota DPRD yang seharusnya menjadi penyambung lidah rakyat tetapi hingga saat ini belum ada kejelasan.
“Dengan gagahnya anggota komisi III DPRD sulteng pernah mengatakan akan menggundang semua elemen mahasiswa di tingkat masyarakat maupun lembaga untuk melakukan rapat dengar pendapat, namun sudah dua minggu setelah aksi belum juga ada kejelasan,” katanya.
Setelah beberapa kali melakukan orasi, pihak DPRD bernegosiasi meminta sebanyak 50 orang perwakilan mahasiswa untuk masuk ke gedung DPRD untuk melakukan audiens.
Akan tetapi hasil audiens tidak membuahkan hasil sehingga mahasiswa kembali melakukan orasi dan meminta anggota DPRD keluar menemui massa aksi.
Sempat bersitegang, akhirnya Wakil Ketua Komisi II Nur Rahmatu dari fraksi Demokrat yang menemui massa aksi, dirinya mengatakan secara pribadi menyatakan sikap menolak kenaikan harga BBM.
“Jadi olehnya itu saya tidak membawa institusi tetapi saya selaku anggota DPRD menyatakan sikap menolak kenaikan harga BBM sebab hal tersebut belum masuk ke rapat paripurna,” ucapnya di depan massa aksi.
Pernyataan itu di sayangkan oleh Amming Presma Untad. DPR yang sebagai perwakilan rakyat tidak menyatakan sikap secara kelembagaan menolak kenaikan harga BBM.
“Kita ini hanya meminta pernyataan sikap secara kelembagaan anggota DPRD Sulteng menolak kenaikan BBM, jangan sampai momen ini dijadikan sebagai momen politik karena mengingat tahun 2024 sudah dekat, jadi jangan heran,” tegas Amming.
Namun wakil ketua komisi II itu tidak mengindahkan tuntutan mahasiswa yang sudah melakukan aksi sejak pukul 11.43 Wita di depan gedung DPRD Sulteng.
Sehingga mahasiswa mengecam tindakan DPRD yang tidak dapat menjalankan amanat rakyat dan juga menyatakan sikap mosi tidak percaya terhadap DPRD Sulteng.***