Pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi fokus Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan industri nikel di Morowali.
Dalam acara peresmian Wisata Air Terjun Pofua’a Bente, Gubernur Sulteng secara tegas mendesak PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengalokasikan dana Corporate Social Responsibility (CSR) bagi beasiswa studi ke luar negeri, khususnya China.
Gubernur menekankan, kekayaan alam Morowali harus diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM.
“Kita tidak ingin hanya dikenal sebagai penghasil nikel, tapi juga pencetak generasi terdidik yang mampu bersaing global,” ujarnya di hadapan ribuan warga dan pejabat, termasuk Ketua II DPRD Sulteng Syarifuddin Hafid.
Ia mengusulkan program beasiswa berkelanjutan dengan target 200 mahasiswa per tahun, mencakup biaya kuliah, hidup, dan akomodasi di universitas terkemuka China.
“Bayangkan dalam lima tahun, kita punya 1.000 sarjana bidang teknologi yang menguasai industri hilir,” tambahnya.
Permintaan ini tidak hanya disampaikan secara lisan. Gubernur meminta Bupati Morowali segera mengajukan proposal resmi ke PT IMIP.
“CSR harus berdampak nyata. Jangan hanya untuk proyek fisik, tapi juga masa depan anak-anak Morowali,” tegasnya.
Antusiasme masyarakat terhadap pendidikan tinggi terlihat dari lonjakan pendaftar beasiswa Pemprov Sulteng, yang mencapai 25.000 orang tahun ini. Namun, akses ke perguruan tinggi berkualitas di luar negeri masih terbatas.
Program ini dinilai sebagai terobosan untuk mengurangi ketergantungan Morowali pada sektor tambang. Namun, perlu pengawasan ketat agar beasiswa benar-benar tepat sasaran.
Jika terwujud, Morowali bisa menjadi contoh bagi daerah tambang lainnya dalam mengubah kekayaan alam menjadi SDM unggul.*
Sumber: Humas Pemprov Sulteng