Anleg Parimo Harap Peran APH Usut Proyek Ruas Jalan di Mepanga

Parigi, Harianpos – Anggota Legislatif (Anleg) DPRD Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), Mohammad Fadli meminta Aparat Penegak Hukum (APH) usut tuntas proyek peningkatan jalan Mepanga-Pasir Putih-Basi, Desa Ogomolos yang diduga bermasalah.

Pasalnya, jalan merupakan fasilitas vital yang seharusnya bisa dimanfaatkan masayarakat dalam waktu yang lama, namun hanya belangsung beberapa bulan pasca diresmikan sudah mulai rusak. Peran APH diharap bisa memberikan efek jerah, agar hal serupa tidak terulang pada pengerjaan proyek lainnya.

“Berkaitan dengan proyek yang diduga bermasalah hendaknya menjadi perhatian APH dengan melakukan tidakan tegas agar tidak terulang lagi hal-hal seperti ini,” kata Fadli di Parigi, Senin (26/8/2024).

Sebelumnya, pihaknya mengaku telah mendengar adanya proyek peningkatan jalan Mepanga-Pasir Putih-Basi, Desa Ogomolos, bersumber dari APBD Sulteng senilai kurang lebih Rp6 miliar yang mengalami kerusakan, padahal belum genap setahun diresmikan.

Fadli menegaskan proyek pekerjaan yang hasilnya diduga tidak beres disebabkan kurang maksimalnya aspek pengawasan dan perencanaan oleh pihak dinas terkait.

“Karena kalau perencanaan dan pengawasan dinas teknis maksimal saya yakin kontraktor bekerja sesuai spesifikasi. Tapi karena tidak makasimal dari dua aspek itu, sudah pasti hasilnya tidak beres,” urainya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga berharap dugaan bermasalah proyek jalan tersebut menjadi perhatian Anggota DPRD Provinsi Sulteng. Sebab, untuk mendapatkan proyek dengan nilai miliaran rupiah tidak mudah.

“Tentu kalau sudah bermasalah begini saya mempertanyakan pengawasan DPRD Provinsi Sulteng khususnya yang membidangi OPD terkait,” ungkapnya.

“Masa proyek dengan nilai kurang lebih Rp6 miliar begini tidak bisa dinikmati rakyat dalam jangka waktu lama. Seharusnya hal-hal seperti ini tidak terjadi,” sambung Fadli.

Terkait dengan alasan pihak dinas adanya retensi 5 persen untuk perbaikan jalan tersebut, Fadli meragukan. Menurutnya, retensi 5 persen tidak akan cukup memperbaiki secara total kerusakan. Sebab, pihaknya meyakini kerusakannya menyeluruh bukan hanya titik yang terlihat berlubang.

“Saya tidak yakin dengan anggaran perawatan 5 persen bisa menyelesaikan masalah yang timbul atas pekerjaan itu. Saya yakin semua kualitasnya buruk,” pungkanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.