Palu, Harianpos – Dalam rangka pengembangan pemuliaan Sustainable Development Programs (SDGs) Domba Palu sebagai domba premium dan produk unggulan daerah Sulawesi Tengah, Fakultas Peternakan Institut Peternakan Bogor (IPB) bekerja sama dengan Universitas Tadulako (Untad) lakukan Audiensi dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Sulawesi Tengah bertempat di ruang Kerja Kepala BRIDA. Senin (20/11/2023).
Audiensi tersebut diterima langsung oleh Kepala BRIDA Provinsi Sulawesi Tengah Faridah Lamarauna, Kepala Bidang Riset, Inovasi dan Teknologi Daerah Hasim R, pejabat fungsional, peneliti, serta perwakilan Dinas Peternakan.
Pada kesempatan itu, Prof. Dr.agr.Ir. Asep Gunawan, SPt, MSc, IPU selaku ketua dari Departement of Animal Production and Technology IPB menjelaskan bahwa dari hasil investigasi awal, domba Palu memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai domba kualitas premium. Jika nantinya hal tersebut dapat di follow up untuk dikembangkan dengan pemdekatan pentahelix, maka sumber daya genetik domba Palu nantinya akan menjadi suatu keunggulan Daerah Palu atau pada umumnya Daerah Sulawesi Tengah.
Prof. Asep Gunawan juga menyarankan, dalam pengembangan domba Palu ini agar kiranya dapat dibuatkan sebuah breeding center untuk menghasilkan kualitas daging yang premium. Dengan adanya breeding center ini, dapat digunakan untuk meningkatkan populasi dari domba Palu yang hampir punah dan juga memberikan nilai tambah dari domba palu yang tidak hanya bisa menjadi domba dengan kualitas daging premium, akan tetapi menghasilkan bibit dan juga di versifikasi dalam bentuk produk seperti fresh meat ataupun ready to eat.
“Ini sangat potensial, apalagi letak geografis Kota Palu yang berdekatan dengan Ibu Kota Negara Baru, sehingga nantinya menjadi penyangga ketahanan pangan pada IKN tersebut,” ungkap Asep Gunawan.
Melalui seleksi dan inovasi yang dicetuskan oleh IPB dan telah dikembangkan selama kurang lebih delapan tahun, Prof. Asep Gunawan beserta tim telah memetakan domba palu kualitas premium ini, nantinya akan dikawinkan dengan jenis domba yang sama. Sehingga populasi yang saat ini sudah berkurang dapat bertambah. Disisi lain juga, pengembangan ini dapat dilakukan introduksi domba luar palu atau biasa disebut dengan kawin silang, dengan harapan dapat meningkatkan produksi produk yang diversifikasi misalnya untuk potongan komersial, steak dan juga daging-daging olahan yang nantinya menjadi salah satu produk kukiner dari Palu ataupun Sulawesi Tengah.
Secara kriteria, Prof. Asep Gunawan menjelaskan bahwa dalam pengembangan domba Palu menjadi domba berkualitas premium, secara fenotipik nantinya akan diseleksi dan dilanjutkan dengan uji genetik. Dari hasil uji genetik, akan menentukan domba tersebut berkualitas bibit premium atau tidak.
“Domba kualitas premium sendiri merupakan domba yang memiliki keunggulan dari segi kandungan nutrisi dan gizi seperti rendah kolestrol, memiliki asam lemak tak jenuh yang tinggi, memiliki keempukan daging yang tinggi, memiliki kandungan mineral yang baik dan juga off-odor atau tingkat bau yang rendah,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Faridah Lamarauna selaku Kepala BRIDA Provinsi Sulteng mengaku mendukung program tersebut. Tidak hanya itu, Faridah Lamarauna juga mendorong instansi-instansi lainnya agar turut mengembangkan.
Ia berharap wacana yang dipaparkan tidak hanya berhenti pada audiensi.
Adanya investigasi yang telah dilakukan, diharapkan dapat meningkatkan jumlah domba premium dan juga mencegah kepunahan keberadaan domba Palu itu sendiri. Selain itu juga, dengan adanya domba kualitas premium dapat menjadi opsi tersediri dengan harga jual yang tinggi.
Faridah Lamarauna juga menekankan, untuk dapat melakukan sosialisasi yang tidak hanya dilakukan pada tingkat instansi akan tetapi lintas instansi yang bahkan dapat di branding ke media.***