Kemenparekraf Dorong Digitalisasi Subsektor Musik dan Fotografi

Harianpos.com– Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong pemanfataan ekosistem digital khususnya NFT (Non-Fungible Token) bagi pelaku ekonomi kreatif khususnya subsektor musik dan fotografi.

Menparekraf Sandiaga Uno dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu (29/10/2023) menjelaskan program ini dapat membantu pelaku bisnis untuk memahami bagaimana NFT dapat mengubah model bisnis, mempelajari cara memanfaatkan teknologi untuk memonetisasi konten, memperluas basis pelanggan, dan menciptakan pengalaman unik bagi konsumen.

Bacaan Lainnya

“Di tengah-tengah NFT dan juga bagaimana memonetisasi karya-karya seni di dalam metaverse, kita melihat ada ruang. Beberapa karya yang bisa masuk ke dalam metaverse ini, menurut saya akan membuka peluang usaha dan kesempatan kerja dan akan meningkatkan penghasilan pelaku ekonomi kreatif,” ungkap Sandi di lansir dari laman Kemenparekraf

Sementara Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf/Baparekraf Yuana Rochma Astuti saat pembukaan kelas NFT Grafting.ID, mengatakan para pelaku kreatif subsektor musik dan fotografi memiliki berbagai peluang di masa depan melalui pemanfaatan ekosistem digital, khususnya NFT.

Kegiatan tersebut dilakukan Kemenparekraf/Baparekraf yang berkolaborasi dengan Zabava Labs dengan menggelar acara Upload, Mint, List, Prize Presentation, and Networking Kelas Inovatif NFT Grafting.ID di Aviary Hotel Bintaro, Jakarta

“Besarnya potensi ekosistem digital di Indonesia merupakan pasar yang ideal untuk pengembangan dan adopsi teknologi web3 yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, seperti perlindungan Intellectual Property (IP), pembagian royalti yang jelas dan transparan, termasuk dalam melestarikan warisan budaya Indonesia yang kaya dan beraneka ragam keunikannya,” ujar Yuana.

Yuana menjelaskan berkembangnya NFT khususnya di bidang fotografi memberikan peluang kepada para pelaku ekonomi kreatif untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar dikarenakan jangkauan penjualan yang lebih luas.

“Hal ini dibuktikan dari perkembangan yang meliputi Cryptocurrency, NFT dan segala sesuatu terkait blockchain yang terlihat dari jumlah investor kripto pada akhir tahun 2021 berjumlah 10 juta investor naik 2 kali lipat dari tahun 2020,” sebutnya.

Pada puncak Program NFT Grafting In, terdapat 2 pembahasan pada sesi talkshow yaitu “Bridging the Web3 Education Gap Among Creatives” dan “Advantages and Disadvantages of Different Chains for NFTs”, yang diikuti oleh Mickey Marudut, Community Lead Arbitrum Indonesia Dery Marsan, Community Lead NEAR Indonesia Heksa, Community Lead Algorand Indonesia Rian Adriansa, Community Lead Algorand Indonesia.

Sementara itu, salah satu peserta yaitu Head Communication IBF Net Group Clara dalam kesempatan itu mengaku senang bisa menjadi bagian dari acara Grafting.ID ini, sehingga membawa komunitas seni, para tech enthusiast, dan pelaku teknologi blockchain, khususnya NFT bersama-sama membangun industri kreatif dan digital di Indonesia.

“Acara ini dapat meningkatkan literasi digital kepada semua kalangan khususnya bagi masyarakat yang awam tentang teknologi blockchain. Semoga semakin banyak masyarakat yang paham bagaimana teknologi ini dapat membantu sekaligus membentuk masa depan lebih baik,” pungkasnya. *

Pos terkait