Parimo, Harianpos, Wabup Badrun Minta Disdikbud bersinergi dengan pemerintah Desa dan kelurahan agar memfokuskan pendataan anak Putus Sekolah Secara rutin. Hal ini diungkapkannya saat membuka secara resmi kegiatan Seminar hasil Verifikasi Data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) pada bidang pendidikan terkait anak putus sekolah, meminta agar Dinas Pendidikan dan kebudayaan memfokuskan kinerjanya terhadap pendataan anak putus sekolah secara rutin, dengan data yang akurat.
Pada sambutan kegiatan yang berlangsung di Auditorium Kantor Bupati, Wabup Badrun yang juga Selaku ketua Penanggulangan Kemiskinan menyampaikan pentingnya kelanjutan pendidikan anak juga bertujuan untuk mengatasi Kemiskinan ekstrim di kabupaten, hal ini ia katakan bukan serta merta menjadi tanggung jawab Dinas pendidikan dan Kebudayaan, akan tetapi melalui 278 Desa dan 5 kelurahan juga menjadi pundak tanggung jawab pemerintah desa dan kelurahan soal Verifikasi data P3KE khususnya dibidang pendidikan anak sekolah.
“Saya yakin hal ini dapat menjadi dasar dan tolak ukur untuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di parigi Moutong”, sebut Wabup Badrun, Senin (27/3/2023).
Mengingatkan sesuai instruksi presiden dalam mengatasi kemiskinan di setiap daerah sampai tahun 2024, Pemerintah Kabupaten diminta untuk mampu mengentaskan angka kemiskinan di angka nol (Zero) Persen.”himbaunya.
Sementara itu, Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan penelitian dan pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Krisdaryadi Ponco Nugroho dalam sambutannya mengatakan, sesuai Verifikasi data yang bersumber dari Satuan Tugas Pengelolaan Data P3KE (Satgas P3KE) sebagai berikut:
*Jumlah data yang diverifikasi sebanyak: 177.081 jiwa
*Data anak usia dibawah 7 tahun sebanyak: 22.161 jiwa
*Data anak usia 7 sampai 21 tahun yang putus sekolah sebanyak: 7.984 jiwa
*Data usia 22-59 tahun sebanyak: 98.970 jiwa
*Data usia 60 tahun ke atas sebanyak: 18.304 jiwa
*Data yang meninggal dunia sebanyak: 1.780 jiwa
*Data yang pindah domisili sebanyak: 2.326 jiwa dan
*Data anak yang masih bersekolah sebanyak: 25.556 jiwa
Dari data yang diperoleh tim satgas P3KE terdapat 7.984 anak yang putus sekolah, ucap Ponco menambahkan, agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dapat mengelompokkan berdasarkan usia strata pendidikannya serta menjustifikasi dilapangan untuk mendapatkan data yang akurat. Dan juga mengamati apa saja yang menjadi kendala serta permasalahan yang dialami oleh masing-masing anak sehingga nantinya dapat dilaporkan ke pemerintah kabupaten untuk segera dilakukan intervensi secara cepat dan tepat sasaran.
“Dari data tersebut diharapkan Dinas pendidikan melakukan pendalaman kembali apa yang menjadi penyebab jumlah data anak putus sekolah tersebut sampai tidak mendapatkan akses pendidikan. Ini harus diketahui penyebabnya,” tegasnya.
Kewajiban pemda tidak hanya mengatasi jumlah anak yang putus sekolah akan tetapi jumlah data yang melanjutkan pendidikan dari SD, SMP, SMA juga harus terpantau dan diikuti jejak pendidikanya. Dan kenapa mereka tidak melanjutkan untuk mendapatkan hak pendidikannya, Pungkasnya. ***